Mewartakan dengan Jiwa

Duka Mendalam: Sri Susuhunan Pakubuwono XIII Wafat di Usia 77 Tahun

61583835 1177024059145039 7876632122901921792 n
Sumber: commons.wikimedia.org

SURAKARTA, Warta Jiwa – Kabar duka menyelimuti Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII, raja Keraton Solo, menghembuskan napas terakhir pada Minggu (2/11/2025) pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Indriati Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah. Sang raja berpulang di usia 77 tahun setelah berjuang melawan komplikasi penyakit.

Kabar Duka Dikonfirmasi Keluarga Keraton

Kabar wafatnya PB XIII pertama kali tersebar melalui pesan di grup WhatsApp sekitar pukul 07.29 WIB. Informasi ini kemudian dikonfirmasi oleh adik kandung almarhum, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Moeng.

“Betul, beliau meninggal tadi jam 07.30 WIB. Saat ini masih di rumah sakit. Setelah dimandikan, jenazah akan dibawa ke Keraton Surakarta,” ujar Gusti Moeng dengan suara bergetar, Minggu pagi.

Konfirmasi juga datang dari kuasa hukum PB XIII, KPAA Ferry Firman Nurwahyu Pradotodiningrat. “Saya pagi ini mendapat kepastian kabar dari keraton bahwa Sinuhun (PB XIII) pagi ini wafat. Beliau wafat jam 07.00 WIB di Rumah Sakit (RS) Indriati,” kata Ferry Firman.

Kerabat keraton, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Eddy S. Wirabhumi, adik ipar almarhum, turut menyampaikan duka mendalam. “Memang hari ini kita berduka sudah positif pagi beliau nggak ada di Rumah Sakit Indriati. Sekarang sedang dipersiapkan untuk memulangkan beliau dari rumah sakit ke keraton,” ungkap Eddy saat dihubungi awak media.

Sakit Komplikasi Sejak September 2025

Sebelum menghembuskan napas terakhir, kondisi kesehatan PB XIII memang terus menurun. Menurut GKR Koes Moertiyah, sang kakanda telah menjalani perawatan intensif sejak awal September 2025.

“Terakhir, waktu prosesi Adang Dandang Kiai Duda dalam rangka Maulud Nabi di Tahun Dal, beliau sudah tampak sangat lemah. Namun karena itu tradisi penting delapan tahunan, beliau tetap hadir,” tutur Koes Moertiyah.

KPH Eddy Wirabhumi menjelaskan lebih detail perjalanan penyakit almarhum. “Iya cukup lama sebelum Adang Dal beliau sempat masuk kemudian lumayan sehat. Kondur kemudian acara Adang Dal itu gerah lagi masuk lagi sampai sekarang. Sebenarnya sudah lama beliau sakit. Terakhir komplikasi termasuk gula darahnya tinggi dan seterusnya. Sudah sepuh juga,” ujarnya.

Di usianya yang mencapai 77 tahun, meski kondisi kesehatan sempat memburuk, PB XIII masih sempat menghadiri prosesi adat Adang Tahun Dal pada Minggu (7/9/2025) malam di Pawon Gondorasan. Setelah kegiatan tersebut, kondisi sang raja kembali menurun hingga akhirnya dirawat di rumah sakit selama lebih dari dua bulan sampai wafatnya pada awal November ini.

Ferry Firman mengungkapkan, almarhum menderita berbagai penyakit komplikasi termasuk diabetes, penyakit jantung, dan sempat menjalani cuci darah.

Jenazah Disemayamkan di Bangsal Maligi

Pihak keluarga keraton kini tengah mempersiapkan prosesi adat lengkap sebelum pemakaman di Kompleks Makam Imogiri, Bantul, Yogyakarta—tempat peristirahatan para raja Mataram terdahulu.

Menurut KPH Eddy Wirabhumi, jenazah PB XIII akan terlebih dahulu disemayamkan di Bangsal Maligi, yang berada di belakang Sasana Sewaka, sebelum diberangkatkan ke Imogiri.

“Sedang dibicarakan pagi ini. Kemungkinan besar di hari Selasa. Selasa besok kebetulan Selasa Kliwon. Kemungkinan besar di atas jam 13.00-14.00 WIB,” jelas Eddy tentang rencana pemakaman.

Pihak keraton menegaskan, seluruh upacara adat akan dilaksanakan secara lengkap mengikuti tradisi dan ketentuan yang berlaku. “Kami masih menyiapkan semua rangkaian adat dan prosesi pemakaman. Jenazah Sinuhun akan disemayamkan terlebih dahulu di pendopo utama sebelum dibawa ke Astana Imogiri. Kemungkinan Selasa (4/11/2025) setelah semua upacara dilakukan sesuai tradisi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat,” ujar Eddy.

Pantauan di area Kori Kamandungan menampilkan suasana yang relatif tenang. Beberapa abdi dalem tampak mondar-mandir mempersiapkan prosesi, sementara belum ada karangan bunga yang dipasang. Para wisatawan tetap diperbolehkan beraktivitas di sekitar gerbang keraton.

Duka Mendalam Keraton dan Masyarakat Solo

Kepergian Pakubuwono XIII meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan masyarakat Surakarta. Sang raja yang telah berjuang memulihkan persatuan keraton setelah konflik panjang, kini harus meninggalkan tahta yang dijaganya selama 21 tahun.

Masyarakat Solo kehilangan sosok raja yang dekat dengan rakyat, yang memahami perjuangan hidup karena pernah merasakannya sendiri. Abdi dalem dan keluarga besar keraton kehilangan pemimpin yang bijaksana dan menjaga tradisi leluhur.

“Beliau adalah sosok yang sangat menghormati tradisi namun juga memahami perubahan zaman. Kepergian beliau adalah kehilangan besar bagi Keraton Surakarta,” ujar salah satu abdi dalem yang tidak ingin disebutkan namanya.

Dengan wafatnya PB XIII, berakhirlah era yang penuh liku namun juga penuh pembelajaran bagi Keraton Kasunanan Surakarta. Era yang dimulai dengan konflik namun berakhir dengan rekonsiliasi, dari perpecahan menuju persatuan.

Kini, tongkat estafet kepemimpinan akan berpindah ke generasi berikutnya—KGPH Purbaya yang telah ditunjuk sebagai pewaris tahta, melanjutkan misi menjaga warisan budaya dan tradisi Keraton Surakarta di era modern.


FAKTA KUNCI:

DATA ALMARHUM:

  • Nama lengkap: Sri Susuhunan Pakubuwono XIII
  • Nama lahir: Gusti Raden Mas (GRM) Suryadi, kemudian diganti menjadi GRM Suryo Partono
  • Gelar sebelum naik tahta: Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Hangabehi
  • Tanggal lahir: 28 Juni 1948 (21 Ruwah tahun Dal 1879 Jawa)
  • Tanggal wafat: 2 November 2025, pukul 07.30 WIB
  • Usia: 77 tahun
  • Tempat wafat: RS Indriati Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah
  • Penyebab wafat: Komplikasi penyakit (diabetes, jantung, cuci darah)

MASA PEMERINTAHAN:

  • Naik tahta: 10 September 2004 (25 Rejeb 1937 Jawa)
  • Lama memerintah: 21 tahun (2004-2025)
  • Penobatan resmi: Akhir April 2017
  • Tingalan Dalem Jumenengan terakhir: 25 Januari 2025 (ke-21)

KELUARGA:

  • Ayahanda: Sri Susuhunan Pakubuwono XII (1925-2004, memerintah 59 tahun)
  • Ibunda: KRAy Pradapaningrum (garwa ampil)
  • Permaisuri: GKR Pakubuwono (Asih Winarni/KRAy Adipati Pradapaningsih)
  • Putra mahkota: KGPH Purbaya/Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Sudibyo Rajaputra Nalendra ing Mataram

KRONOLOGI KONFLIK & REKONSILIASI:

  • 11 Juni 2004: Pakubuwono XII wafat
  • 31 Agustus 2004: KGPH Tedjowulan dinobatkan di Sasana Purnama
  • 10 September 2004: KGPH Hangabehi dinobatkan sebagai PB XIII
  • September 2004: Penyerbuan keraton oleh pendukung Tedjowulan
  • 4 Juni 2012: Rekonsiliasi di Gedung Parlemen Jakarta (difasilitasi Jokowi)
  • 15 Juni 2012: Tedjowulan sungkem kepada PB XIII (Tingalan ke-8)
  • 2017: Penobatan resmi PB XIII dengan upacara besar
  • 2020: Putusan MA No. 1950/2020 jadi dasar rekonsiliasi keluarga
  • 3 Januari 2023: Pertemuan rekonsiliasi di Loji Gandrung (difasilitasi Gibran)

PROSESI PEMAKAMAN:

  • Jenazah disemayamkan: Bangsal Maligi (belakang Sasana Sewaka)
  • Rencana pemakaman: Selasa, 4 November 2025 (Selasa Kliwon)
  • Waktu: Setelah pukul 13.00-14.00 WIB
  • Tempat pemakaman: Astana (Makam) Imogiri, Bantul, Yogyakarta
  • Prosesi: Upacara adat lengkap sesuai tradisi Keraton Kasunanan Surakarta

NARASUMBER:

  • GKR Koes Moertiyah Wandansari / Gusti Moeng (adik kandung)
  • KPAA Ferry Firman Nurwahyu Pradotodiningrat (kuasa hukum)
  • KPH Eddy S. Wirabhumi (kerabat keraton, adik ipar)
  • R.Ay. Febri Hapsari Dipokusumo (istri adik PB XIII)
  • Sumartono Hadinoto (Ketua PMS, sahabat dekat)

CATATAN REDAKSI:

Artikel ini disusun berdasarkan konfirmasi langsung dari keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, termasuk pernyataan resmi dari GKR Koes Moertiyah Wandansari, kuasa hukum KPAA Ferry Firman Nurwahyu, dan kerabat keraton KPH Eddy S. Wirabhumi. Warta Jiwa juga merujuk pada berbagai sumber media terpercaya untuk memastikan akurasi informasi.

Warta Jiwa menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan seluruh masyarakat Solo. Semoga almarhum Sri Susuhunan Pakubuwono XIII diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan ditempatkan di tempat yang mulia

Turut berduka cita,
Tim Redaksi Warta Jiwa

Bagikan Warta Ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *